Fisika Kuantum Dan filsafatnya Dalam Kehidupan.


 

 

Kita semakin hari semakin menolak Allah dengan iman yang semakin tipis, misalnya lari dari hukum-hukum Allah misalnya memungkinkan arak dan perjudian dalam sebuah negara yang konon negara Islam, jika ditanya pada pemimpin-pemimpin, rata-rata menyatakan karena memperhatikan kaum lain, walaupun arak dan judi itu sendiri adalah salah satu penyebab utama penyakit sosial didalam kaum tersebut, akan tetapi karena arak dan judi itu adalah salah satu penyebab utama pendapatan negara melalui pajak dan juga mendorong wisatawan asing yang menginginkan hiburan, maka “bila aku memiliki arak dan judi, pendapatan untuk negara aku akan aman, itu sudah pasti dari perhitungan yang aku lakukan “, pendapatan dari suatu yang nyata lebih dipercaya sedangkan seharusnya pendapatan atau rezeki itu hanyalah dari Allah, dari suatu yang tidak nampak, dari suatu yang tidak dapat dibayangkan.

Seringkali saya mengaitkan fisika kuantum dalam artikel-artikel saya yang lalu, mungkin banyak dikalangan teman-teman yang pernah mendengar kata Fisika kuantum atau Quantum physic akan tetapi mungkin tidak banyak yang mengetahui apakah sebenarnya yang dikatakan fisika kuantum itu.

 

Pada awal abad ke 19, seorang ilmuwan German bernama Max Plank dalam kajiannya tentang struktur atom dan juga “black body radiation” menemukan energi (energy) secara alami adalah dalam bentuk gumpalan (lump) atau ketulan (chunk) dan bukanlah dalam bentuk gelombang radiasi berkelanjutan seperti yang dipahami sebelum itu, ia dinamakan “QUANTA” yaitu berarti kuantitas, dari situ wujudlah bidang fisika baru yang dinamakan Quantum Fisika atau Quantum Mekanik.

 

Quantum Fisika (QF) adalah fisika tentang atom, apa yang membentuk atom itu dan juga bagaimana perilaku “sub-Atomic particle” atau partikel yang membentuk atom itu sendiri. QF juga disebut fisika baru atau modern dan sangat berbeda dari fisika klasik (sebelum 1900) yang didirikan oleh Aristoteles sampai oleh Newton. Melalui quantum fisika juga, filsafat barat yang dikemukakan oleh filsuf Perancis pada abad ke 17 Rene Descarte yaitu jasad atau materi dan pikiran adalah dua unsur yang berbeda atau tidak berhubungan satu sama lain menjadi goyah oleh penemuan-penemuan baru oleh fisika modern ini. Dalam percobaan QF, terbukti pikiran mempengaruhi dunia materialistis yang manusia anggap selama ini diluar kontrol mereka.

 

Bagaimana sifat dan perilaku atom itu mempengaruhi manusia? Kita semua terbentuk dari jutaan sel yang bergabung membentuk jasad, dan sel-sel telepon dari molekul, dan molekul pula terbentuk dari atom, jadi jika kita ingin mempelajari kehidupan, bukankah penelitian mengenai atom itu sendiri yang merupakan dasar bangunan tubuh manusia itu amat penting ? Hampir semua alat elektronik penggunaan manusia modern masa kini terkait erat dengan QF, dari pemain CD, DVD, TV, ponsel, komputer, tenaga nuklir dan sebagainya, semua ini dibuat dengan prinsip QF itu sendiri. Meskipun rata-rata manusia menggunakan alat yang dibuat dengan bantuan fisik modern ini didalam kehidupan manusia sehari-hari, pemikiran manusia itu sendiri masih menggunakan prinsip klasik dalam hampir setiap detik kehidupan yang dilalui.

 

Disini saya akan mencoba untuk berbagi dengan teman-teman sekalian beberapa ide-ide baru dan filsafat dibalik QF yang mana pada pendapat saya sangat penting untuk menjalani kehidupan yang lebih berarti. Ada beberapa sudah kita gunakan atau alami sehari-harian akan tetapi tidak tahu mengapa ia demikian, misalnya bila kita tersedak konon ada orang menyebut-nyebut nama kita, bagaimana jika saya katakan eksperimen untuk menunjukkan kejadian itu memang bisa terjadi dan terbukti dalam percobaan yang dilakukan? , dan ini adalah satu konsep dalam QF yang disebut “entanglement” yang mana menyatakan partikel, objek maupun manusia didunia ini terkait dan berhubungan satu sama lain tanpa perantaraan yang jelas. Saya akan berbagi beberapa konsep dalam fisika kuantum dan mencoba mengaitkan dengan kehidupan kita sehari-harian.

 

1. Peringkat Partikel – Hanya Kemungkinan dan Probabilitas.

 

Atom yang kita belajar disekolah adalah seperti planet mengelilingi matahari dimana elektron berputar mengelilingi inti yang terdiri dari neutron dan proton. Walaupun konsep ini diadopsi untuk menjelaskan perilaku atom dan bagaimana ia dapat berinteraksi dengan atom lain untuk membentuk molekul dan seterusnya membentuk semua benda disekeliling termasuk tubuh manusia itu sendiri, hasil dari penelitian dan eksperimen terbaru atom tidak terbentuk sebegitu rupa, lebih ke abstrak , suatu yang tidak dapat dijelas atau digambarkan, malah untuk menentukan posisi dan perilaku partikel didalamnya atom itu sendiri hanyalah dapat dilakukan dengan bahasa metematik dan formula yang dalam perkiraannya juga hanyalah memberikan kemungkinan dan probabilitas saja dimana partikel itu berada. Antara dua formula yang masyur adalah “Wave Function equation” oleh Erwin Schrödinger dan “Matrices Mechanic” oleh Werner Heisenberg.

 

Pada tahun 1927, terjadi satu pertemuan fisikawan di Brussel (Solvay Conference) yang mana mereka mendiskusikan penjelasan tentang partikel dunia sub-atomik. Ada dua pihak yang bertelagah, yaitu satu pihak yang diwakili oleh Albert Einstein yang menyatakan tidak mungkin partikel ber “kemungkinan” saja berada disuatu tempat, Neils Bohr yang mewakili sebelah pihak lagi mengajukan pendapatnya bahwa secara matematiknya itulah sifat atau kelakuan partikel didalam atom. Satu ungkapan Einstein yang sangat populer dalam perdebatan mereka adalah “Tuhan tidak bermain dadu”, Bohr pula membalas “Einstein, berhenti memberitahu Tuhan apa yang harus dilakukan”.

 

Berbeda dengan filsafat fisika klasik yang mana semua kehidupan didunia ini adalah berlandaskan 3 hukum gerak Newton (Newton Law Of Motion) yang mana semua kejadian dapat diramalkan, ini tidak terjadi dalam dunia sub-atomik yang mana hanya kemungkinan dan probabilitas saja yang dapat dihitung. Jika kita kaitkan konsep ini dalam kehidupan sehari-harian, tidak apa yang pasti, semua hanyalah kemungkinan dan probabilitas saja yang ia dapat dan akan terjadi. Bahkan jika posisi partikel diketahui, kita tidak dapat menghitung momentum partikel tersebut, begitu juga sebaliknya.

 

Lihat kehidupan yang kita lalui ini, nampaknya seolah-olah ia juga sebegitu jika kita samakan itu dengan dunia sub-atomik, dunia seolah-olah tidak kepastian, hanya kemungkinan dan kemungkinan saja, jadi jika kepastian, dari mana pula datangnya takdir? Sebab itu Albert Einstein tidak dapat menerima kenyataan Neils Bohr karena baginya tuhan tidak menjadikan dunia ini seperti suatu perjudian. Saya juga setuju dengan Einstein, akan tetapi apa yang akan menjadikan dunia ini suatu kepastian atau takdir adalah dengan hukum kehidupan seperti yang Allah berikan dalam Al Quran. Akan saya jelaskan setelah ini.

 

2. Dua sifat Elektron – Partikel (Particle) Atau Gelombang?

 

Cahaya sangat berkaitan erat dengan atom, cahaya internal dari unit kecil yang disebut photon sedangkan atom diwakili oleh unsur sub-atomik lebih kecil yang disebut partikel apakah elektron, neutron atau proton. Atom dapat mengeluarkan energi darinya dalam bentuk photon. Sejarah awal penelitian tentang cahaya adalah oleh Christian Huygens pada abad ke 16, dia mengemukakan pendapat bahwa cahaya berfungsi sebagai gelombang, umpama gelombang saat batu dijatuhkan dalam kolam. Pada abad ke 17 pula Sir Isaac Newton meramalkan bahwa cahaya internal dari partikel kecil yang dinamakan “corpuscular”. Dalam abad ke 18 pula, Thomas Young melakukan percobaan yang amat mashyur dalam dunia fisika yaitu apa yang dinamakan “Double Slit Experiment” membuktikan bahwa cahaya berperilaku sebagai gelombang dan bukan partikel. Pada tahun 1905 pula, Albert Einstein yang pada waktu itu bekerja sebagai kerani di Zurich mengeluarkan kertas ilmiah tentang “Photoelectric Effect” yang mana menyatakan bahwa cahaya terdiri dari partikel kecil yang dinamakan photon dalam konsep bagaimana energi diserap dan disebarkan. Ini sejalan dengan penemuan Max Plank yang mana asal nama QF itu dimulai yaitu “QUANTA”. Pertanyaannya mana satu yang benar, apakah cahaya atau sub-Atomic bersifat gelombang atau partikel, atau mungkinkah keduanya?

 

Atom dan cahaya sangat penting dalam kehidupan manusia, tanpa atom tidak jasad atau benda yang terbentuk dan tanpa cahaya pula tidak apa yang dapat dilihat oleh manusia. Akan tetapi hasil dari penelitian fisika kuantum ini, fisikawan menyimpulkan bahwa hasil suatu percobaan yang menentukan hasilnya adalah gelombang atau partikel adalah berdasarkan untuk tujuan apa percobaan itu dilakukan, jika ia untuk mempelajari cahaya atau partikel sebagai gelombang, maka gelombang yang akan dilihat dan begitu juga sebaliknya. Ini apa yang disebut sebagai “Complimentary principle” sub-atomik yang mana ia dapat bersifat sebagai partikel atau gelombang tergantung pada niat dan tujuan sesuatu percobaan itu dilakukan.

Sulit untuk mempercayai suatu yang tidak terlihat dan tidak kepastian (ganjaran Allah), maka sebab itu manusia hari ini rata-rata hidup dengan kepastian yang ada didalam gengaman mereka, misalnya mengambil korupsi saat peluang ada, menaikkan harga atau mengubah kualitas / kuantitas barang yang dijual untuk keuntungan maksimum, minta gaji yang lebih besar hanya karena punya ijazah kelas 1 dan bukan kualitas kerja yang dimiliki dan sebagainya. Hidup sebenarnya penuh dengan kemungkinan dan probabilitas, dan gembira, duka, baik atau buruk kehidupan itu sebenarnya datang dari diri kita sendiri (dengan izin Allah), kita harus mencoba untuk mendapatkannya (nikmat dunia) akan tetapi disebabkan dasar bangunan alam ini yaitu atom penuh dengan ketidakpastian, kemungkinan dan probabilitas, nikmat dunia yang sebenarnya hanyalah dengan mengikuti landasan-landasan hukum yang diizinkan Allah.

Bagi saya sesuatu yang tidak nampak, yaitu iman (fisika kuantum) itu lebih utama dari ukuran sertifikat (fisika klasik) karena hidup ini penuh dengan kemungkinan dan probabilitas saja. Sedangkan ada kalanya perbedaan beratnya amal walau sebesar zarah itu pun sudah cukup untuk menentukan apakah kita kesyurga atau neraka. Ambil contoh perbedaan raksa atau merkuri dengan emas, keduanya adalah logam tetapi raksa dalam bentuk cairan, kurang bernilai malah beracun. Emas pula suatu yang keras dan sangat bernilai. Perbedaan antara keduanya hanyalah satu elektron saja (raksa 79 dan emas 80) akan tetapi keduanya memberikan perbedaan yang nyata umpama surga dan neraka.

 

Kebanyakan manusia beriman tetapi tidak percaya, tidak percaya yang Allah itu maha pemberi, sebab itu kita lebih pasti rezeki dengan menghambakan orang lain walaupun kononnya dengan niat untuk menolong (pembiayaan jual beli), tidak percaya Allah itu maha adil, sebab itu dengan selambanya menghabiskan duit rakyat untuk kepentingan sendiri dan kroni, korupsi dan sebagainya. Sebab itu dalam Alquran ketika Allah SW menyeru manusia Allah menyebutnya “O people who beleive”, yaitu wahai manusia yang percaya dan bukan manusia yang shalat, puasa dan sebagainya, karena percaya itu sendiri sangat penting. Lalu percaya dengan sepercayanya barulah rukun islam secara otomatis akan dilakukan oleh manusia dengan ikhlas dan bukan karena terpaksa.

 

Tetapi karena Allah itu tidak kelihatan, maka sangat sulit untuk manusia mempercayai Allah itu ada walaupun Allah SW itu lebih hampir dari urat leher mereka sendiri. Sebab itu kafirun membuat patung berhala, karena apa? karena bila melihat tuhan baru percaya, sedangkan fisika kuantum telah membuktikan bahwa sesuatu yang tidak terlihat itu (nukleus) punya daya yang teramat hebat, jadi jika kita mempercayai Allah dengan sepenuhnya maka menciptakan sesuatu yang hebat dan mendapat bantuan Allah itu adalah mudah. Sebab itu para Nabi mampu melakukan mukjizat karena percaya mereka seratus-persen dan sepanjang waktu dan bukan manusia akhir zaman ini yang percayanya adalah musiman saja.

 

nilah sebenarnya janji Allah, semakin kita percaya kepada Allah, semakin hebat sebenarnya kehidupan kita, ambil contoh zaman kegemilangan islam dahulu yang hebat baik dari segi ekonomi sampai peradaban ilmu, akan tetapi sedikit demi sedikit itu lenyap hingga umat islam hari ini seolah-olah diratah oleh kafirun.

Thawban meriwayatkan, Nabi (SAW) bersabda: Orang-orang kafir akan memanggil satu sama lain untuk menyerang kamu sebagaimana orang yang makan mengundang orang lain untuk berbagi hidangan. Seorang bertanya: Apakah itu karena jumlah kami yang kecil? Beliau menjawab: Tidak, jumlah kamu banyak umpama sampah2 yg dihanyutkan oleh arus banjir, akan tetapi telah Allah hilangkan rasa takut dari dada orang kafir keatas kamu dan meletakkan “wahn” didada kamu. Seorang bertanya: Apakah itu “wahn”. Beliau menjawab: Cintakan dunia dan takut mati. Abu Dawud Hadis 4284

 

Manusia cintakan dunia kerana apa? Kerana dunia inilah bagi mereka suatu yang nyata berbanding dengan syurga yang janji Allah yang tidak kelihatan. Maka dunia materialistik hari ini menjadi mantra kehidupan dan semuanya boleh dicapai dengan ekonomi berasaskan riba’, pinjam dan bayar bulan-bulan menjadi hamba kepada bank hinggalah sampai keliang lahat pun hutang tak habis dibayar. Dan apabila cintakan dunia, manusia semakin sibuk dan tidak punya masa lagi untuk mendekati Allah apatah lagi mempercayai dengan sepenuhnya keesaan Allah itu.

 

Fizik kuantum amat pelik dan sukar diterima oleh minda manusia yang sudah terbiasa dengan fizik klasik malah Albert Einstein sehingga dia meninggal dunia, beliau menganggap fizik kuantum tidak lengkap walaupun kajian dan ujikaji terbaru semakin mengesahkan kepelikannya. Banyak perkara kehidupan yang dapat dijelaskan dengan fizik kuantum, malah hukum tarikan yang menjadi corak pemikiran baru untuk memberi motivasi kepada manusia hari ini juga berasaskan kepada fizik kuantum, akan tetapi ianya juga mengesahkan beberapa hukum yang perlu diikuti. Fizik kuantum juga membuktikan bahawa minda dan pemikiran kita juga adalah suatu yang nyata dan mempengaruhi persekitaran, sebab itu menjaga minda itu amat penting didalam islam baik dengan solat yang khusyuk hinggalah kepada larangan mengambil sesuatu yang memabukkan.

Satu fakta terakhir disini yang saya ingin berbagi dengan teman-teman adalah struktur atom itu sendiri, selain posisi partikel tidak dapat ditentukan, kebanyakan ruang didalam atom adalah kosong, jika ukuran atom sebesar Stadium Merdeka, ukuran nukleus hanyalah sebesar seekor lalat ditengah-tengah padang stadion itu saja. Jika semua ruang kosong dari dalam atom tubuh manusia dikeluarkan, manusia itu sendiri lebih kecil dari sebutir garam. Dan jika semua manusia dalam dunia ini dikumpulkan dengan spasi atom didalam tubuh mereka dikeluarkan, kita semua hanyalah sebesar sebuah apel saja, inilah bukti bahwa kita semua seolah-olah berada didalam “genggaman” Allah SW. Mohon sedikit berbagi ilmu ini dapat membantu teman-teman agar dapat melihat dunia ini dari sudut yang berbeda, yaitu sudut dunia teramat halus akan tetapi punya daya yang luar biasa, insyaallah.

 

Kembali ke kisah perjumpaan fisikawan di Brussel, hasil dari diskusi mereka terhasilah interpretasi tentang fisika kuantum, apa yang disebut “Conpenhagen Interpetation of Quantum Mechanic”. Ia umumnya menyatakan kita tidak dapat mengukur atau memeriksa posisi sesuatu partikel itu sebelum kita melihat partikel itu sendiri, hanya kemungkinan dan probabilitas saja partikel itu berada di suatu lokasi sampai kita melihat atau mengukur. Hanya bila kita mengukur atau melihatnya, apa yang dinamakan “Collapse of Wave Function” terjadi menyebabkan partikel yang sebelumnya berada di semua lokasi (superposition) pada suatu waktu itu menjadi suatu yang nyata.

Dari penerangan video diatas, atom berada dalam keadaan “superposition” iaitu semuanya adalah hanya kebarangkalian dan kemungkinan sahaja. Hanya apabila kita membuat pengukuran atau melihat maka ia menjadi suatu yang nyata dan bukan sekadar gelombang (collapse of wave function). Ini yang dikatakan kita mencipta realiti kehidupan, melalui cara kita melihat dunia itu sendiri dari pemikiran. Ini juga rahsia disebalik hukum tarikan (Law of Attraction). Pada pendapat saya, disinilah kita sebagai manusia perlu menumpukan terhadap apa yang kita ingin kan dan sebagai seorang muslim kita sudah ada latihan untuk fokus dan tumpukan perhatian iaitu solat. Akan tetapi berapa ramai manusia yang mampu melakukannya?, maka untuk mencipta realiti hidup amat sukar dan rata-rata manusia akan hidup didalam ketakutan, risaukan perkara buruk akan berlaku kerana mereka adalah lemah dan hanya menjadi mangsa keadaan.

 

Paham baru ini juga sangat bertentangan dengan fisika klasik yang mana dunia ini sudah dijadikan oleh tuhan seolah-olah sebuah “Great Machine” dan kita adalah salah satu gear-gear yang berputar didalamnya dan apa yang terjadi pada diri kita adalah karena gear samping yang berputar, baik atau buruk yang terjadi dalam kehidupan, kita hanyalah sebagai korban dan tidak kena mengena langsung dengan sebab terjadinya sesuatu kejadian itu. Akan tetapi hasil dari penelitian QF ini menemukan dari pemikiran kita sendiri, yaitu bagaimana kita ingin melihat kehidupan itu sendiri akan mempengaruhi kehidupan sebenarnya yang akan kita alami.

 

Apakah bertentangan dengan Islam? Bagi saya tidak karena Allah itu Maha Pemurah dan apa saja yang kita inginkan pasti akan dikurniakannya.

Dan Tuhanmu berfirman:

وربكم يقول : أيها صلوا للصلاة، ثم انني سوف تسمح لك. (سورة غافر 40:60)

berdoalah kamu kepada niscaya Aku perkenankan doa kamu. (Surah Ghafir 40:60)

 

Akan tetapi mengapa hidup kita penuh dengan duka? Jika dari cara kita melihat atau mengukur dunia ini menentukan baik atau buruk “collapse of wave function” dalam kehidupan kita, mencoba selidik rata-rata manusia hari ini hidup dengan pemikiran yang lebih negatif dari positif, manusia selalu berada dalam kondisi ketakutan, lihatlah apa tampilan utama dalam berita, apa judul percakapan utama antara teman-teman, maka itu jugalah makin lama makin nampak dalam kehidupan. Sebab itu kita dianjurkan selalu shalat tanda bersyukur, jiwa yang tenang dan bersyukur akan memberikan pemikiran yang gembira lantas akan memberikan lebih kegembiraan dalam kehidupan.

 

Jika pemikiran kita mempengaruhi kehidupan dan Allah SW itu maha pemurah, mengapa apa yang kita pohon, kita pinta, kita menginginkan tak kunjung tiba?

وعندما عبادي الآية لي بعد ذلك (أخبرهم) : إني أنا (الله) دائما قريبة (لهم)، أسمح لتطبيق الناس الذين يصلون عندما يصلي لي. ثم اسمحوا لهم إجابة دعوتي (إطاعة الأوامر)، والسماح لهم يعتقدون أنهم قد تكون جيدة وحقيقية. سورة

(Albaqarah 2:186).

Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku maka (beritahu kepada mereka): Sesungguhnya Aku (Allah) senantiasa hampir (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu. Maka hendaklah mereka menyahut seruanku (dengan mematuhi perintahku) dan hendaklah mereka beriman kepada supaya mereka menjadi baik serta benar. Surah (Albaqarah 2:186).

 

Karena kebanyakan kita hanya berdoa saat susah dan lupakan Allah dikala senang. Kita beriman kepada Allah tetapi tidak percaya Allah itu Maha Melihat dan Maha Mengetahui dan kita melakukan maksiat dan melanggar perintah Allah dengan mudahnya, kemudian merungut Allah tidak memperkenankan doa. Allah menginginkan “full time” muslim dan bukan “part time” muslim seperti maksud ayat surat AlBaqarah diatas.

 

Minda manusia memengaruhi kehidupan sebenarnya dan percobaan dari bidang fisika kuantum ini telah membuktikannya, kita bukanlah hanya sekedar “mesin ciptaan Allah” dan hidup atas takdir yang kita sendiri tidak tahu apakah itu benar-benar takdir Allah. Manusia yang selalu menyalahkan takdir adalah manusia yang tidak mau bertanggung jawab, apakah mau lalu tangan, hanya menyalahkan manusia lain atau tidak tahu bahwa apa yang terjadi sebenarnya adalah disebabkan baik dari pemikiran atau perbuatan yang mereka lakukan sendiri, apa yang saya panggil “takdir ciptaan sendiri” . Apa? Takdir yang kita sendiri ciptakan? Ya, kita hidup didunia ini bukanlah bebas, ada “certain feature of law” yaitu hukum yang harus diikuti dan itu termaktub dalam Alquran dan jika kita menyimpang darinya, akan ada “takdir” yang tidak diundang dari sebab menyimpangnya kita itu.

 

 

3. Bell Theoram – Aku, Engkau, Kita Dan Mereka

Adalah Terkait.

Salah satu fenomena pelik didalam QF adalah dimana prinsip fisika klasik yaitu “locality” menjadi goyah. “Locality” maksudnya sesuatu kejadian itu hanya dapat terjadi bila ada penyebab secara langsung dan dekat. Misalnya sesuatu kejadian itu tidak mungkin terjadi hanya karena orang lain yang letaknya ribuan kilometer melakukan sesuatu. Telah saya berikan contoh di dalam ayat yang kelima tentang gurauan kita terhadap fenomena tersedak, bagaimana pula dengan fenomena Si ibu yang merasa tak sedap hati atau resah gelisah bila sesuatu kejadian buruk terjadi terhadap anaknya dirumah sedangkan dia tidak diberitahu pun apa yang terjadi?

Pada tahun 1964, fisikawan Irish bernama John Bell membuktikan secara matematika bahwa teori kuantum hubungan “non-local” yang digelar “spooky action at a distance” yaitu suatu unsur dapat memberi kaitan ke sesuatu unsur yang lain walaupun tidak ada hubungan baik informasi atau kominikasi sesama mereka. Teori beliau dinamakan Bell Theorem yang mana dianggap penemuan paling berarti dalam abad ke 20 ini. Pada tahun 1972, dua fisikawan Amerika bernama Stuart Freedman dan John Clauser telah berhasil melakukan percobaan untuk membuktikan Bell Theoram dan pada tahun 1979 pula fisikawan Perancis bernama Alain Aspect berhasil melakukan percobaan yang diterima secara luas dalam pembuktian Bell Theoram, kaitan sesama unsur sub-atom bukanlah lagi hanya melalui matematika akan tetapi dengan bukti percobaan yang kokoh.

 

Jika kita lihat asal kejadian dunia ini dari teori big bang (Surah Al-Anbiya 21:30) sampai penciptaan Adam, dari penciptaan atom sampai penciptaan manusia, kita semua sebenarnya terkait satu sama lain, ada hubungan antara semua benda dan kehidupan ciptaan Allah ini dalam ruang energi yang tidaj terlihat. Masalah manusia hari terjadi karena kita dibesarkan dengan pendekatan yang salah terutama dengan pemikiran Darwinisme yang mementingkan perlunya menjadi yang terkuat, terhebat, terpandai, terkaya dan sebagainya untuk terus hidup, diri manusia itu menjadi semakin terasing. Kita tidak lagi melihat insan dan kehidupan lain sebagai bagian dari diri kita sendiri atau sebagai salah satu dari ciptaan Allah yang harus dijaga, dihormati, dididik, dikasihi dan sebagainya, sebaliknya manusia lebih mementingkan diri sendiri dan juga keluarga terdekat. Perpecahan dikalangan manusia makin jelas signifikan hari ini bila sianak dan orangtua ada yang turun naik pengadilan bertelagah.

Apa yang kita lakukan akan menyebabkan sesuatu yang sama juga akan terjadi ditempat lain dan akhirnya akan kembali ke diri kita kembali, inilah janji Allah seperti ayat berikut,

Jika kamu berbuat baik (berarti) kebaikan yang kamu lakukan adalah untuk diri kamu dan jika kamu berbuat kejahatan, maka (kesannya yang buruk) berbalik kepada diri kamu juga. Surah Al-Isra 17:7.

Pengasihnya Allah itu melarang manusia melakukan sesuatu kejahatan adalah karena ia akan berbalik kepada manusia itu sendiri. Inilah antara hukum kehidupan yang Allah telah tetapkan. Ambil contoh larangan riba ‘, didalam riba’ kita menghisap darah manusia lain dengan memaksa mereka membayar lebih dari apa yang dipinjam, jadi kita hanya goyang kaki tanpa perlu keringat menitik setetes pun menantikan keuntungan, kita menjadi perompak terhormat sebenarnya, dan bila kita merampok orang lain , dari konsep “non-locality” fisika kuantum, kita membentuk diri insan lain menjadi perompak juga yang mana suatu hari nanti mereka ini akan merampok diri kita pula.

 

 

Coba lihat area perumahan masa kini, mengapa pencurian pecah rumah sering terjadi hingga terpaksa menyewa pengawal untuk menjaga rumah? Mengapa setiap rumah harus dipasang grill? Manusia harus hidup didalam penjara buatan sendiri. Bisa dikatakan hampir 99.99% rumah yang dibeli adalah dengan pinjaman riba ‘baik riba’ ikut pintu depan (konvensional) maupun riba ‘ikut pintu belakang (islamik), maka sebab itulah perampokan pecah rumah dan sebagainya semakin menjadi-jadi. Karena kita merampok manusia lain tanpa sadar yaitu dengan mendorong inflasi (dalam lambakan uang pinjaman), menurunkan nilai uang dan menganiaya insan lain terutama yang miskin maka siapa harus dipersalahkan jika tidak diri sendiri? Manusia sendiri yang menciptakan perompak yang akhirnya merampok diri mereka sendiri.bukti percobaan yang kokoh.

4. Tiada Yang Gratis Didunia Ini.

 

Dunia partikel sub-atomik sebenarnya sangat sibuk, partikel tidak tetap dalam satu bentuk dan berubah menjadi unsur berbeda dan kemudian kembali ke keadaan asal. ada hampir seratus sub-partikel baru ditemukan hasil dari percobaan tentang dunia subatomik ini, fisikawan Kenneth Ford menggelar kondisi ini sebagai “particle zoo”. Elektron misalnya tidak hanya tetap sebagai elektron tetapi sepanjang waktu mengeluar dan menyerap photon. Keadaannya seperti ini, mulanya ada elektron, kemudian elektron dan photon, kemudian hanya elektron. Proton dapat berubah menjadi dua unsur yaitu proton dan netral Pion (salah satu unsur sub-atomik), dan kemudian kembali ke proton asal. Lihat photo disebelah yang menunjukkankan diagram untuk fenomena tersebut, diagram sebegini dinamakan Feynman diagram yang di kemukakan oleh fisikawan Richard Feynman untuk menggambarkan fenomena dunia subatomik ini.

 

Akan tetapi keberadaan partikel lain yang tidak permanen dan hanya ada dalam waktu yang teramat singkat. Situasi ini sangat bertentangan dengan hukum mempertahankan energi (Conservation Law Of Mass-Energy, ingat e = mc2?) yang menyatakan kita tidak bisa mendapatkan sesuatu dari tanpa penambahan energi atau massa (energy or mass), tetapi menurut teori kuantum ini, kita dapat mendapatkan sesuatu dari tanpa penambahan energi atau massa, akan tetapi ia hanyalah untuk jangka waktu yang teramat singkat yaitu sekitar satu per triliun saat.

 

Bila saya membaca pernyataan ini, terfikir akan saya pada mereka yang mengambil hak orang lain seperti makan riba ‘, mencuri, makan korupsi dan sebagainya dan menyangka bahwa mereka mendapatkan itu secara gratis dan tidak ada apa yang akan terjadi kepada diri mereka. Apa yang diambil itu tadi hanya ada dalam waktu singkat berdasarkan cerita “particle zoo” itu tadi, hukum mempertahankan energi itu juga menyatakan tidak yang datang secara gratis, harus ada suntikan energi E atau M untuk mendapatkan sesuatu dan jika tersedia pun hanya akan tetap dalam waktu yang singkat. Jadi ambil contoh mereka yang makan harta riba ‘, mereka yang mencuri, makan korupsi dan sebagainya, jika apa yang mereka ambil itu tidak hilang sebagai uang dalam bentuk pencurian, akan ada cara lain bekerja hilang apakah hilang kegembiraan, hilang kesehatan dan sebagainya. Karena apa? Karena Allah itu maha adil dan inilah dia salah satu hukum kehidupan tersedia dari awal dunia diciptakan hingga kehari kiamat. Apa yang dinikmati dengan gratis akan kembali ke keadaan aslinya.

 

Bergembiralah mereka yang ditimpa musibah karena dalam hidup kita hari ini yang penuh dengan riba ‘baik dari petunjuk uang kertas yang tidak punya nilai didalamnya sampai rumah dan mobil yang kita beli dengan riba’ karena Allah ingin mengembalikan kembali energi yang bukan hak kita itu. Akan tetapi buat mereka yang mencari perlindungan selain dari Allah, dengan memiliki pengawal pribadi keliling pinggang, punya kroni dan pengikut yang memastikan mereka senantiasa di tangga atas menggunakan pangkat dan jabatan untuk menindas, balasan Allah diakhirat nanti amat pedih dan tidak mampu terbayang oleh pandangan mata dan jiwa.

 

Buktinya sudah ada, lihat beda bom kimia dan bom nuklir, bom kimia adalah dari manipulasi kimia dan atom, bom nuklir adalah manipulasi nukleus yang jutaan kali lebih kecil dari atom itu sendiri akan tetapi energi yang dikeluarkan sangat hebat. Bayangkanlah jika ada sebezar partikel sekalipun dosa yang akan dibalas oleh Allah diakhirat, harap gambaran bom nuklir sudah cukup untuk memberi kabar buruk bagi mereka yang tidak mempercayai Allah dan meninggalkan segala larangannya itu.

————————————————– ——————————

 

Lihat kembali ke sifat atom, walaupun dasar kehidupan dan benda didunia itu bersifat penuh ketidakpastian, manusia tidak mengambil pandangan sebegitu didalam kehidupan. Ambil contoh cara kita mendidik generasi sekarang terutama anak-anak, kita terlalu taksub dengan pencapaian anak kita disekolah dengan catatan nilai berdasarkan apa yang dapat dilihat didalam sertifikat, karena apa? karena dari berapa banyak A didalam sertifikat itulah nanti seolah-olah menentukan baik atau tidak kehidupan mereka dimasa akan datang. Kita semakin hilang pertimbangan untuk menilai sasuatu yang tidak nampak yaitu “ukuran iman” anak kita sendiri. Akan tetapi bagaimana perkiraan iman itu akan dipertimbangkan jika kita sendiri beriman hanya menurut waktu, apakah pada hari jumaat saja atau pada waktu nak nikah kahwin atau cerai, malah lebih parah lagi hanya bila nak mati.

 

Kita semakin hari semakin menolak Allah dengan iman yang semakin tipis, misalnya lari dari hukum-hukum Allah misalnya memungkinkan arak dan perjudian dalam sebuah negara yang konon negara Islam, jika ditanya pada pemimpin-pemimpin, rata-rata menyatakan karena memperhatikan kaum lain, walaupun arak dan judi itu sendiri adalah salah satu penyebab utama penyakit sosial didalam kaum tersebut, akan tetapi karena arak dan judi itu adalah salah satu penyebab utama pendapatan negara melalui pajak dan juga mendorong wisatawan asing yang menginginkan hiburan, maka “bila aku memiliki arak dan judi, pendapatan untuk negara aku akan aman, itu sudah pasti dari perhitungan yang aku lakukan “, pendapatan dari suatu yang nyata lebih dipercaya sedangkan seharusnya pendapatan atau rezeki itu hanyalah dari Allah, dari suatu yang tidak nampak, dari suatu yang tidak dapat dibayangkan.

 

Sulit untuk mempercayai suatu yang tidak terlihat dan tidak kepastian (ganjaran Allah), maka sebab itu manusia hari ini rata-rata hidup dengan kepastian yang ada didalam gengaman mereka, misalnya mengambil korupsi saat peluang ada, menaikkan harga atau mengubah kualitas / kuantitas barang yang dijual untuk keuntungan maksimum, minta gaji yang lebih besar hanya karena punya ijazah kelas 1 dan bukan kualitas kerja yang dimiliki dan sebagainya. Hidup sebenarnya penuh dengan kemungkinan dan probabilitas, dan gembira, duka, baik atau buruk kehidupan itu sebenarnya datang dari diri kita sendiri (dengan izin Allah), kita harus mencoba untuk mendapatkannya (nikmat dunia) akan tetapi disebabkan dasar bangunan alam ini yaitu atom penuh dengan ketidakpastian, kemungkinan dan probabilitas, nikmat dunia yang sebenarnya hanyalah dengan mengikuti landasan-landasan hukum yang diizinkan Allah.

 

Bagi saya sesuatu yang tidak nampak, yaitu iman (fisika kuantum) itu lebih utama dari ukuran sertifikat (fisika klasik) karena hidup ini penuh dengan kemungkinan dan probabilitas saja. Sedangkan ada kalanya perbedaan beratnya amal walau sebesar zarah itu pun sudah cukup untuk menentukan apakah kita kesyurga atau neraka. Ambil contoh perbedaan raksa atau merkuri dengan emas, keduanya adalah logam tetapi raksa dalam bentuk cairan, kurang bernilai malah beracun. Emas pula suatu yang keras dan sangat bernilai. Perbedaan antara keduanya hanyalah satu elektron saja (raksa 79 dan emas 80) akan tetapi keduanya memberikan perbedaan yang nyata umpama surga dan neraka.

 

Kebanyakan manusia beriman tetapi tidak percaya, tidak percaya yang Allah itu maha pemberi, sebab itu kita lebih pasti rezeki dengan menghambakan orang lain walaupun kononnya dengan niat untuk menolong (pembiayaan jual beli), tidak percaya Allah itu maha adil, sebab itu dengan selambanya menghabiskan duit rakyat untuk kepentingan sendiri dan kroni, korupsi dan sebagainya. Sebab itu dalam Alquran ketika Allah SW menyeru manusia Allah menyebutnya “O people who beleive”, yaitu wahai manusia yang percaya dan bukan manusia yang shalat, puasa dan sebagainya, karena percaya itu sendiri sangat penting. Lalu percaya dengan sepercayanya barulah rukun islam secara otomatis akan dilakukan oleh manusia dengan ikhlas dan bukan karena terpaksa.

 

Tetapi karena Allah itu tidak kelihatan, maka sangat sulit untuk manusia mempercayai Allah itu ada walaupun Allah SW itu lebih hampir dari urat leher mereka sendiri. Sebab itu kafirun membuat patung berhala, karena apa? karena bila melihat tuhan baru percaya, sedangkan fisika kuantum telah membuktikan bahwa sesuatu yang tidak terlihat itu (nukleus) punya daya yang teramat hebat, jadi jika kita mempercayai Allah dengan sepenuhnya maka menciptakan sesuatu yang hebat dan mendapat bantuan Allah itu adalah mudah. Sebab itu para Nabi mampu melakukan mukjizat karena percaya mereka seratus-persen dan sepanjang waktu dan bukan manusia akhir zaman ini yang percayanya adalah musiman saja.

 

Inilah sebenarnya janji Allah, semakin kita percaya kepada Allah, semakin hebat sebenarnya kehidupan kita, ambil contoh zaman kegemilangan islam dahulu yang hebat baik dari segi ekonomi sampai peradaban ilmu, akan tetapi sedikit demi sedikit itu lenyap hingga umat islam hari ini seolah-olah diratah oleh kafirun.

قال النبي (ص) وروى ثوبان : إن الذين كفروا ستستدعي بعضها البعض للهجوم عليك من الناس الذين يأكلون لدعوة الآخرين للمشاركة في الطبق. وتساءل أحد : هل كان ذلك بسبب أعدادنا صغيرة؟ فأجاب : لا ، وسوف تكون مثيل حاليا العديد من  جرفتها تيارات الفيضانات، ولكن الله إزالة الخوف من الكفار وفوق صدرك ووضع  صدرك. سؤال : ما هي . فأجاب : العالم  والخوف من الموت. أبو داود الحديث 4284

Thawban meriwayatkan, Nabi (SAW) bersabda: Orang-orang kafir akan memanggil satu sama lain untuk menyerang kamu sebagaimana orang yang makan mengundang orang lain untuk berbagi hidangan. Seorang bertanya: Apakah itu karena jumlah kami yang kecil? Beliau menjawab: Tidak, jumlah kamu banyak umpama sampah2 yg dihanyutkan oleh arus banjir, akan tetapi telah Allah hilangkan rasa takut dari dada orang kafir keatas kamu dan meletakkan “wahn” didada kamu. Seorang bertanya: Apakah itu “wahn”. Beliau menjawab: Cintakan dunia dan takut mati. Abu Dawud Hadis 4284

Manusia cintakan dunia karena apa? Karena dunia inilah untuk mereka suatu yang nyata dibandingkan dengan surga yang janji Allah yang tidak kelihatan. Maka materialisme hari ini menjadi mantra kehidupan dan semuanya dapat dicapai dengan ekonomi berbasis riba ‘, pinjam dan bayar bulan-bulan menjadi hamba kepada bank sampai sampai keliang lahat pun hutang tak dilunasi. Dan bila cinta dunia, manusia semakin sibuk dan tidak punya waktu lagi untuk mendekati Allah apalagi percaya dengan sepenuhnya keesaan Allah itu.

 

Fisika kuantum sangat pelik dan sulit diterima oleh pikiran manusia yang sudah terbiasa dengan fisika klasik malah Albert Einstein sehingga dia meninggal dunia, beliau menganggap fisika kuantum tidak lengkap meskipun penelitian dan percobaan terbaru semakin mengkonfirmasi kepelikannya. Banyak hal kehidupan yang dapat dijelaskan dengan fisika kuantum, malah hukum atraksi yang menjadi corak pemikiran baru untuk memberi motivasi kepada manusia hari ini juga didasarkan pada fisika kuantum, akan tetapi juga mendorong beberapa hukum yang harus diikuti. Fisika kuantum juga membuktikan bahwa pikiran dan pemikiran kita juga adalah suatu yang nyata dan mempengaruhi lingkungan, sebab itu menjaga pikiran itu sangat penting didalam islam baik dengan shalat yang khusyuk sampai larangan mengambil sesuatu yang memabukkan.

 

Satu fakta terakhir disini yang saya ingin berbagi dengan teman-teman adalah struktur atom itu sendiri, selain posisi partikel tidak dapat ditentukan, kebanyakan ruang didalam atom adalah kosong, jika ukuran atom sebesar Stadium Merdeka, ukuran nukleus hanyalah sebesar seekor lalat ditengah-tengah padang stadion itu saja. Jika semua ruang kosong dari dalam atom tubuh manusia dikeluarkan, manusia itu sendiri lebih kecil dari sebutir garam. Dan jika semua manusia dalam dunia ini dikumpulkan dengan spasi atom didalam tubuh mereka dikeluarkan, kita semua hanyalah sebesar sebuah apel saja, inilah bukti bahwa kita semua seolah-olah berada didalam “genggaman” Allah SW. Mohon sedikit berbagi ilmu ini dapat membantu teman-teman agar dapat melihat dunia ini dari sudut yang berbeda, yaitu sudut dunia teramat halus akan tetapi punya daya yang luar biasa, insyaallah.

 

Referensi;
1. Zukav, Gary. (1979) The Dancing Wu Li Masters: Sebuah Tinjauan Of The Fisika Baru. New York, HarperOne
2. Al-Khalili, Jim. (2003) Quantum; Sebuah Panduan Untuk Bingung. Inggris, Weidenfield & Nicholson.
3. Radin, Dean. (2006) Mind terjerat: Pengalaman ekstrasensor Dalam Sebuah Realitas Quantum. New York, Paraview Book Pocket.
4. William Arntz, Chasse Betsy, Mark Vicente (2006). Apa itu Bleep: Down The Rabbit Hole. USA: Lord Of The Wind Film.